Based on the various definitions made by Western intellectuals, the crux of economic issue lies in the existence of limited resources to meet unlimited needs of man. Hence, the important points to consider in discussing basic economics concepts are: what is to be produced, how it will be produced and for whom it is produced. therefore, one must deliberate whether the development of nowledge in Islamic economics should go the same path as the epistemology of conventional economics.
The first point which need to be corrected is the limitedness or scarcity of all resources on the face of the earth as perceived in conventional economics. as such, a Western system shich takes into account the methodes of distributing theese limited resources was established. Theese limited resourches are also known as economic goods. Hence, this discipline of the economics shall not exist if everything that wan wants to be made available to him without depleting the resources. If we also accept as a fact that resources created by Allah (s.w.t.) are limited, the basis of the deliberations of Islamic economics would also be on the same platform of assumptions as the Western economics.
However, some Islamic economics are of the view that limited resources are not present from Islamic point of view. According to Ariff (1998), Allah (s.w.t.) has made available sufficient resources to mankind to last till the end of life. Scarcity of resources is not due to their non-existence or depletion or extinction, but instead it is due to weakness on the part of man in exploring and aquiring the resources or other similar resources as substitutes. As an example, Allah (s.w.t.) constanly encourages Muslims to seek His bounty on the face of the earth.
(INDONESIAN VERSION)
The first point which need to be corrected is the limitedness or scarcity of all resources on the face of the earth as perceived in conventional economics. as such, a Western system shich takes into account the methodes of distributing theese limited resources was established. Theese limited resourches are also known as economic goods. Hence, this discipline of the economics shall not exist if everything that wan wants to be made available to him without depleting the resources. If we also accept as a fact that resources created by Allah (s.w.t.) are limited, the basis of the deliberations of Islamic economics would also be on the same platform of assumptions as the Western economics.
However, some Islamic economics are of the view that limited resources are not present from Islamic point of view. According to Ariff (1998), Allah (s.w.t.) has made available sufficient resources to mankind to last till the end of life. Scarcity of resources is not due to their non-existence or depletion or extinction, but instead it is due to weakness on the part of man in exploring and aquiring the resources or other similar resources as substitutes. As an example, Allah (s.w.t.) constanly encourages Muslims to seek His bounty on the face of the earth.
(INDONESIAN VERSION)
Berdasarkan berbagai definisi yang dibuat oleh intelektual Barat, inti masalah ekonomi terletak pada adanya sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia terbatas. Oleh karena itu, hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam membahas konsep-konsep dasar ekonomi adalah: apa yang akan dihasilkan, bagaimana akan diproduksi dan untuk siapa diproduksi. Oleh karena itu, seseorang harus disengaja apakah perkembangan nowledge dalam ekonomi Islam harus pergi jalan sama dengan epistemologi ekonomi konvensional.
Poin pertama yang perlu dikoreksi adalah keterbatasan atau kelangkaan dari semua sumber daya di muka bumi seperti yang dirasakan dalam ekonomi konvensional. karena itu, sebuah sistem shich Barat memperhitungkan metode tersebut distribusi sumber daya yang terbatas ini didirikan. Aspek sumberdaya yang terbatas ini juga dikenal sebagai barang ekonomi. Oleh karena itu, ini disiplin ekonomi tidak akan ada jika semua yang wan ingin dibuat tersedia baginya tanpa menghabiskan sumber daya. Jika kita juga menerima sebagai kenyataan bahwa sumber daya yang diciptakan oleh Allah (swt) terbatas, dasar pertimbangan ekonomi Islam juga akan pada platform yang sama asumsi sebagai ekonomi Barat.
Namun, beberapa ekonomi Islam adalah dari pandangan bahwa sumber daya yang terbatas yang tidak hadir dari sudut pandang Islam. Menurut Ariff (1998), Allah (swt) telah membuat sumber daya yang cukup tersedia untuk umat manusia untuk bertahan sampai akhir kehidupan. Kelangkaan sumber daya bukan karena keberadaan mereka non-atau deplesi atau kepunahan, tapi itu adalah karena kelemahan pada bagian manusia dalam menggali dan memperoleh sumber daya atau sumber daya serupa lainnya sebagai pengganti. Sebagai contoh, Allah (swt) terus mendorong umat Islam untuk mencari karunia-Nya di muka bumi.
Poin pertama yang perlu dikoreksi adalah keterbatasan atau kelangkaan dari semua sumber daya di muka bumi seperti yang dirasakan dalam ekonomi konvensional. karena itu, sebuah sistem shich Barat memperhitungkan metode tersebut distribusi sumber daya yang terbatas ini didirikan. Aspek sumberdaya yang terbatas ini juga dikenal sebagai barang ekonomi. Oleh karena itu, ini disiplin ekonomi tidak akan ada jika semua yang wan ingin dibuat tersedia baginya tanpa menghabiskan sumber daya. Jika kita juga menerima sebagai kenyataan bahwa sumber daya yang diciptakan oleh Allah (swt) terbatas, dasar pertimbangan ekonomi Islam juga akan pada platform yang sama asumsi sebagai ekonomi Barat.
Namun, beberapa ekonomi Islam adalah dari pandangan bahwa sumber daya yang terbatas yang tidak hadir dari sudut pandang Islam. Menurut Ariff (1998), Allah (swt) telah membuat sumber daya yang cukup tersedia untuk umat manusia untuk bertahan sampai akhir kehidupan. Kelangkaan sumber daya bukan karena keberadaan mereka non-atau deplesi atau kepunahan, tapi itu adalah karena kelemahan pada bagian manusia dalam menggali dan memperoleh sumber daya atau sumber daya serupa lainnya sebagai pengganti. Sebagai contoh, Allah (swt) terus mendorong umat Islam untuk mencari karunia-Nya di muka bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar